Bahanrenungan dari SMART Edisi 02 No. 2. Berkatalah jujur kapan pun, di mana pun, dan bagaimana pun. Mintalah TUHAN memampukan Saudara untuk melakukannya da Bacaan : KEJADIAN 12:10-20 Setahun: Keluaran 20-22 Nats: "Apabila orang Mesir melihat engkau, mereka akan berkata: Itu isterinya. Jadi mereka akan membunuh aku dan membiarkan engkau hidup." (Kejadian 12:12) Renungan: GELISAH KARENA BERKAT RENUNGANHARIAN KELUARGA - Ibrani 13:10-14 Kristus Korban yang Sempurna. Jumat, 5 Agustus 2022 10:06. Editor: Aswin_Lumintang. lihat foto. Internet/istimewa. Jim Caviezel bersaksi usai perankan Yesus di film The Passion of The Christ. Jim saat syuting memikul salib Yesus. Ibrani 13:10-14. "Kita mempunyai suatu mezbah dan orang-orang yang 20 Itulah keturunan Ham menurut kaum mereka, menurut bahasa mereka, menurut tanah mereka, menurut bangsa mereka. 21 Lahirlah juga anak-anak bagi Sem, bapa semua anak Eber serta abang Yafet. 22 Keturunan Sem ialah Elam, Asyur, Arpakhsad, Lud dan Aram. 23 Keturunan Aram ialah Us, Hul, Geter dan Mas. LENGKONG AYOBANDUNG.COM --Berikut renungan pemuda Kristen saat teduh Minggu 31 Juli 2022 dari bacaan Kitab Amsal 3:11-26.Semoga melalui bacaan Amsal 3:11-26 dan renungan pemuda Kristen hari ini bisa meneguhkan hati dan juga pikiran para pemuda sebagai generasi penerus pewartaan kabar sukacita Injil. "Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan Tuhan, dan janganlah engkau bosan akan Kejadian12. 12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu 1 dan dari sanak saudaramu dan dari rumah d bapamu ini ke negeri e yang akan Kutunjukkan kepadamu; f 12:2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa g yang besar, dan memberkati engkau h serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. i 12:3 Aku akan memberkati KFVhV. 12 At nakita ko ang mga patay, malalaki at maliliit, na nangakatayo sa harapan ng luklukan; at nangabuksan ang mga aklat at nabuksan ang ibang aklat, na siyang aklat ng buhay at ang mga patay ay hinatulan ayon sa mga bagay na nasusulat sa mga aklat, ayon sa kanilang mga gawa. Pasal 12 10 Ketika kelaparan timbul di negeri itu, pergilah Abram ke Mesir untuk tinggal di situ sebagai orang asing, sebab hebat kelaparan di negeri itu. 11 Pada waktu ia akan masuk ke Mesir, berkatalah ia kepada Sarai, isterinya "Memang aku tahu, bahwa engkau adalah seorang perempuan yang cantik parasnya. 12 Apabila orang Mesir melihat engkau, mereka akan berkata Itu isterinya. Jadi mereka akan membunuh aku dan membiarkan engkau hidup. 13 Katakanlah, bahwa engkau adikku, supaya aku diperlakukan mereka dengan baik karena engkau, dan aku dibiarkan hidup oleh sebab engkau." 14 Sesudah Abram masuk ke Mesir, orang Mesir itu melihat, bahwa perempuan itu sangat cantik, 15 dan ketika punggawa-punggawa Firaun melihat Sarai, mereka memuji-mujinya di hadapan Firaun, sehingga perempuan itu dibawa ke istananya. 16 Firaun menyambut Abram dengan baik-baik, karena ia mengingini perempuan itu, dan Abram mendapat kambing domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina dan unta. 17 Tetapi YAHWE menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun, demikian juga kepada seisi istananya, karena Sarai, isteri Abram itu. 18 Lalu Firaun memanggil Abram serta berkata "Apakah yang kauperbuat ini terhadap aku? Mengapa tidak kauberitahukan, bahwa ia isterimu? 19 Mengapa engkau katakan dia adikku, sehingga aku mengambilnya menjadi isteriku? Sekarang, inilah isterimu, ambillah dan pergilah!" 20 Lalu Firaun memerintahkan beberapa orang untuk mengantarkan Abram pergi, bersama-sama dengan isterinya dan segala kepunyaannya. Antara janji Tuhan dengan kenyataan yang terjadi seringkali berbeda jauh. Itu yang dialami oleh Abram. Abram baru saja menerima panggilan Tuhan untuk pergi ke Kanaan negeri yang berlimpah susu dan madu tapi kenyataannya Abram dan keluarganya mengalami kelaparan. Tuhan berjanji akan memberkati Abram dan membuatnya menjadi bangsa yang besar tapi kenyataannya Sarai isterinya adalah perempuan yang mandul, mustahil untuk mengandung. Sekalipun penggenapan janji Tuhan seolah masih jauh dan mustahil tapi dalam setiap episode kehidupan Abram Tuhan menempanya. Tuhan berproses di dalam hidup Abram. Tuhan ada dalam setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Dalam proses kehidupannya, Abram dibentuk menjadi Bapa semua orang percaya. Allah campu tangan dalam hidup Abram. “Allah bertindak di tengah kesulitan” sebagaimana tema khotbah kita hari ini. Pembacaan kita adalah kisah Abram yang pergi ke Mesir untuk menghindari bahaya kelaparan. Janji Tuhan belum digenapi tapi kesulitan besar sudah dialami, kelaparan yang hebat. Jadi Abram mengambil keputusan untuk pindah dan tinggal di Mesir sebagai orang asing. Menyongsong masa depan di Mesir Abram masih diliputi kegelisahan. Kegelisahan Abram bukan tentang apakah kepergiannya ke Mesir ini sesuai dengan kehendak Tuhan atau tidak? Kegelisahannya adalah karena Sarai, isterinya, yang berparas sangat cantik. Abram meminta Sarai untuk mengatakan kepada orang – orang Mesir bahwa Sarai adalah adiknya memang secara dalam garis silsilah keluarga, Sarai masih family Abram, tapi maksud Abram dibalik semua itu adalah Abram mau cari aman. Abram berkata demikian supaya orang-orang Mesir dapat menerima dia dengan baik, sebab jika mereka tahu bahwa Sarai adalah istri dari Abram, maka kemungkinan Abram akan dibunuh dan diperlakukan kasar. Ketakutan yang berlebihan membuat Abram melakukan cara yang keliru. Abram berusaha menghadapi masalah dalam hidupnya dengan caranya sendiri. Abram bukan sekedar cari aman tapi juga Abram mendapatkan keuntungan. Firaun mengingini Sarai. Firaun memberi Abram kambing domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki – laki dan perempuan, keledai betina dan unta. Sudah cari aman, dapat keuntungan lagi, siapa yang tidak mau? Abram berpikir bahwa tindakannya benar. Tapi Tuhan tidak tinggal diam. Tuhan bertindak di tengah situasi itu. Tuhan menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun dan seisi istananya. Firaun menegor Abram dan mengembalikan Sarai kepada Abram. Dari kisah Abram, kita diajak dan diigatkan bahwa tujuan yang baik, tidak berarti menghalalkan segala cara. Jangan demi menyelamatkan diri sendiri, orang lain dengan sengaja dikorbankan. Abram bahkan mengorbankan Sarai dan kekudusan rumah tangganya. Pelajaran penting bagi kita bukan saja tentang keputusan dan tindakan Abram yang keliru, cari aman sendiri dan mendapatkan keuntungan. Tapi juga tentang relasi Abram dengan Tuhan. Kelaparan di Kanaan dan situasi di Mesir ternyata menunjukan bahwa Abram meragukan pemeliharaan dan perlindungan Tuhan. Namun Tuhan setia. Tapi kelaparan di pakai oleh Allah untuk menyatakan kuasa-Nya kepada Abram bahwa Ia lebih besar dan berkuasa dari dewa-dewa orang Kanaan. Abram berpikir bahwa dengan pergi ke Mesir, ia dapat mengatur hidup menurut keinginannya tapi Tuhan menunjukan bahwa hidup Abram tetap ada dalam rencana Tuhan. Abram berpikir bahwa dengan pindah ke Mesir, ia dapat tetap hidup dan mendapatkan makanan, tapi ternyata di Mesir, Abram mendapatkan pelajaran bahwa hidup bukan saja soal ada makanan tapi juga soal mengimani janji Tuhan. Jadi hendaknya kita tidak menjalani hidup sekedar untuk mencari aman atau medapatkan keuntungan semata. Jalanilah hidup dalam rencana Tuhan dan bukan rencana kita, menurut kehendak Tuhan bukan keinginan kita. Karena Tuhan akan meluruskan apa yang bengkok di mataNya. Sisi kemanusiaan Abram menunjukan bahwa untuk taat dan beriman di tengah kesulitan memang tidak mudah. Tapi Tuhan yang Maha Tahu, Maha Hadir dan Maha Kuasa, dengan kemurahan-Nya, Tuhan bekerja untuk menuntun Abram kembali kepada kehendak dan maksud Tuhan. Tuhan bertindak di tengah kesulitan yang sedang di alami Abram. Tuhan yang sama juga bertindak di tengah kesulitan kita, di tengah badai Covid 19 yang sedang menghantam dunia, juga badai apapun yang sedang menghantam perahu kehidupan kita. Kisah Abram mengajarkan kita bahwa hidup beriman harus senantiasa diisi oleh ketaatan dan pengharapan yang berpusat kepada Tuhan. Kita percaya bahwa ada bagian Tuhan dan ada bagian kita dalam perjalanan pemenuhan janji Tuhan dalam hidup ini. Tuhan memelihara, melindungi, dan menuntun kita menurut rencana-Nya. Bagian kita adalah percaya, taat, dan berharap akan pemeliharaan dan perlindungan-Nya, walau menghadapi kesulitan. Kita percaya bahwa Tuhan memelihara kita di tengah badai Covid 19 ketika banyak kematian yang terjadi, kehilangan orang – orang yang kita kasihi, banyak orang yang sakit, rumah sakit penuh, ketakutan, kegelisahan, kepanikan. Tetapi juga melihat banyak mujizat Tuhan, kekuatan dan penghiburan di masa sulit ini. Ternyata mengikut Tuhan dan memenuhi panggilanNya memang tidak seperti yang kita bayangkan. Bukan berarti hidup selamanya enak dan kita memperoleh banyak berkat dari Allah Sang sumber berkat, sebaliknya ada kesengsaraan, masalah, persoalan bahkan badai yang mesti kita hadapi. Tapi tetaplah setia. Tetaplah berharap. Tetaplah percaya. “Tuhan bertindak di tengah kesulitan”. Tuhan sudah menunjukan kepada Abram dan Tuhan juga sedang membuat kita belajar bahwa tidak ada rencanaNya yang gagal. Amin