Iman ibadah dan akhlak memiliki hubungan kausalitas (sebab akibat). Kualitas iman seorang ditentukan oleh kualitas dan kuantitas ibadah orang tersebut. Makin tinggi kualitas ibadah seseorang (misal shalat makin khusu', mengurangi dan menghilangkan syirik kepada Allah awt).
Lebihdari itu, antara iman dengan ibadah terdapat pula hubungan kausalitas (hubungan timbal balik atau sebab akibat), Makin tebal iman seseorang maka makin baik dan makin tinggi frekuensi ibadahnya. Makin baik dan makin sempurna ibdah yang dilakukan seseorang, maka makin mantap pula keimanan dalam dirinya.
HubunganIman Ibadah dan Etika Iman ibadah dan etika juga memiliki hubungan kausalitas (sebab akibat). Kualitas iman seseorang ditentukan oleh kualitas dan kuantitas ibadah orang tersebut. Makin tinggi kualitas ibadah seseoarang (misal shalat makin khusu', mengurangi atau menghilangkan syirik kepada Allah).
Namun banyak juga orang yang menghubungkan antara tingkat iman seseorang dengan terganggunya kesehatan mental. Nah, pada artikel ini akan dibahas mengenai kebenaran dari hubungan antara keduanya. Dengan begitu, setiap orang tidak salah untuk mengartikan semua hal harus berhubungan dengan tingkat keimanan. Baca ulasan lengkapnya di bawah ini!
Olehsebab itu, iman dan ilmu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. 3. Ibadah yang Dilaksanakan Harus Dilandasi dengan Ikhlas Ibadah mahdhah adalah ibadah yang bersifat ta'abudi atau mempunyai hubungan langsung dengan Allah. Ibadah ini biasanya berupa tindakan penyembahan seorang hamba kepada Allah.
Shalatyang merupakan rukun Islam yang paling utama setelah Tauhid, sekaligus ibadah yang memiliki kedudukan khusus di dalam Islam, satu di antara hikmah disyariatkannya disebutkan oleh Allah—Subhânahu wata`âlâ—di dalam Al-Quran, yaitu untuk mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar.
Imanadalah pondasi dalam diri seorang muslim. Adanya keimanan mempengaruhi bagaimana seorang muslim berperilaku, melaksanakan pekerjaan atau aktifitas, dan juga menjalankan kehidupannya sehari-hari. Kehidupan seorang tanpa keimanan pasti akan rapuh sebagaimana rumah atau bangunan tanpa adanya pondasi yang kuat.
Danmereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada kami". (Al-Anbiya: 90) Hubungan Iman dengan Ibadah Berdasarkan penjelasan sebelumnya kita dapat menemukan hubungan antara iman dengan ibadah, tanpa adanya iman seorang mukalaf tidak mungkin melaksanakan ibadah, karena iman adalah dasar dari agama.
Nu1A. JAKARTA - Diriwayatkan dalam sebuah hadits, Rasulullah Nabi Muhammad SAW pernah menjelaskan tentang Islam, iman dan ihsan dalam majelis yang dihadiri para sahabat dan didatangi Malaikat Jibril. Islam, iman, dan ihsan ini tidak bisa dipisahkan karena semuanya adalah satu kesatuan yang disebut agama Islam. Ustadz Galih Maulana dalam buku Antara Fiqih dan Tasawuf terbitan Rumah Fiqih Publishing menjelaskan mengapa Islam, iman dan ihsan adalah satu kesatuan yang disebut agama Islam. Ia menerangkan, meski Islam, iman dan ihsan disebut bertingkat-tingkat tapi bukan berarti maknanya mengerjakan satu level ke level berikutnya. Jadi yang dimaksud tingkatan adalah tingkatan keimanan. "Artinya yang tadinya keimanannya lemah, mengerjakan ibadah tidak optimal, masih suka bermaksiat, sampai pada tingkat keimanan tinggi yang mana mampu merasakan muroqobatullah," kata Ustadz Galih dalam bukunya. Ia mencontohkan orang yang imannya masih lemah. Maka orang tersebut akan mengerjakan sholat, namun sholatnya tidak khusyuk, tidak menjaga adab-adab dan sebagainya. Lain halnya dengan orang yang sudah mencapai derajat ihsan. Ketika orang tersebut sholat, hatinya khusyuk, adab-adabnya dijaga, sunah-sunahnya dijaga, dan sholatnya akan membentenginya dari berbuat maksiat. Inilah yang sangat sulit dilakukan oleh kebanyakan orang. Karena dalam praktiknya meskipun telah mengerjakan suatu ibadah lengkap dengan semua rukun dan sunahnya, tetapi belum tentu mampu menghadirkan hati sepenuhnya untuk tunduk dan merendahkan diri di hadapan Allah SWT. "Mungkin saja raga kita melaksanakan sholat tetapi hati kita sibuk bersama dunia," ujar Ustaz Galih. Ia menjelaskan, begitu juga dalam bermuamalah dengan manusia dan alam. Mungkin orang berakhlak baik hanya ketika ada kepentingan. Mungkin orang berakhlak baik hanya kepada golongannya saja. Padahal berakhlak baik adalah jenis ibadah juga. Rasulullah bersabda, "Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari kiamat melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat membenci orang yang suka berbicara keji lagi kotor." Ustadz Galih mengingatkan, inilah pentingnya belajar tasawuf di samping belajar fikih. "Barang siapa bertasawuf tanpa fiqih maka akan menjadi zindiq, barang siapa berfiqih tanpa tasawuf maka akan menjadi fasiq, dan barang siapa mengamalkan keduanya maka akan mencapai hakikat." Ustadz Galih mengatakan, meski penisbatan ucapan kutipan tersebut kepada Imam Malik masih diperbincangkan, namun maknanya memang benar adanya. Ketika orang bertasawuf namun tidak mempunyai pengetahuan tentang fiqih akan menjadi zindiq, ia akan seenaknya meninggalkan sholat karena merasa sudah dekat dengan Allah. Begitu juga orang yang tahu fiqih namun tidak bertasawuf. Orang itu akan bermudah-mudahan dalam menjalankan syariat, sholat asal-asalan yang penting sah. "Intinya Islam, iman dan ihsan adalah satu kesatuan yang dinamakan agama Islam, semuanya berjalan bersama beriringan, barang siapa memisahkannya maka telah berkurang sebagian dari agama," jelasnya. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. RELATIONSHIP AKIDAH , IBADAH DAN AKHLAKPENDAHULUANIslam merupakan salah satu agama samawi yang meletakkan nilai-nilai kemanusiaan, atau hubungan personal, interpesonal dan masyarakat secara Agung dan Luhur, tidak ada perbedaan satu sama lain, keadilan, relevansi, kedamaian, yang mengikat semua aspek manusia. Karena islam yang berakar pada kata "salima" dapat diartikan sebagai sebuah kedamaian yang hadir dalam diri manusia dan itu sifatnya fitrah, kedamaian, akan hadir. Jika manusia itu sendiri menggunakan dorongan diri drive kearah bagaimana memanusiakan manusia dan memposisikan dirinya sebagai mahluk ciptaan tuhan yang bukan saja unik tapi juga sempurna. Namun jika sebaliknya manusia mengikuti nafsu dan tidak berjalan, seiring fitnah, maka janji tuhan azab dan keinahan akan datang. Tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki ahlak. Jika seseorang sudah memahami ahlak maka akan menghasilkan kebiasaan hidup yang baik. Dalam agama Islam terdapat tiga ajaran yang sangat ditekankan oleh Allah dan Rasul-Nya, yang harus diamalkan dan dibenarkan dalam hati. Yaitu iman akidah, Islam syariat/ibadah, dan ihsan akhlak. sebagaimana firman Allah . . . ."Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap tegak sedikit pun. Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki."Ayat diatas mengilustrasikan kepada kita akan hubungan antara aqidah, ibadah dan akhlak. Yang kesemuanya memiliki keterikatan dan penguat satu sama lain. Maka di sini pemakalah akan menjelaskan tentang hubungan antara ketiganya, sehingga kemantapan seorang mukmin akan terjaga. Semoga apa yang pemakalah susun dalam makalah yang berjudulHubungan Aqidah, Ibadah Dan Akhlak. Dengan harapan semoga makalah ini dapat menjadi referansi, khazanah keilmuan dan berguna untuk semua kalangan umat Islam. AminPEMBAHASAN Pengertian Aqidah, Ibadah dan AkhlakPengertian AqidahAqidah merupakan suatu keyakinan hidup yang dimiliki oleh manusia. Keyakinan hidup ini diperlukan manusia sebagai pedoman hidup untuk mengarahkan tujuan hidupnya sebagai mahluk alam. Pedoman hidup ini dijadikan pula sebagai pondasi dari seluruh bangunan aktifitas manusia 1 2 3 4 5 6 7 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
50% found this document useful 2 votes3K views3 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?50% found this document useful 2 votes3K views3 pagesHubungan Iman Dengan Ibadah Dan Etika Atau Moral Hubungan Iman dengan Ibadah dan Etika atau Moral BAB IV HUBUNGAN IMAN DENGAN IBADAH DAN ETIKA/MORAL A. Hubungan Iman dengan Ibadah Iman adalah membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan serta mengamalkandengan perbuatan. Yang dimaksud membenarkan dengan hati yaitu mempercayai dan meyakinisegala yg dibawa rasulullah. Yang dimaksud dengan mengikrarkan dengan lisan adalahmengucap dua kalimah syahadat. Sedangkan maksud dari mengamalkan dengan perbuatan yaituhati mengamalkan dalam bentuk keyakinan dan badan mengamalkan dalam bentuk ibadah jikasyarat – syarat diatas terpenuhi maka seorang dapat dikatakan “Mukmin”. Ibadah berasal dari kata „abd secara bahasa berarti “hamba sahaya” , “anak panah yang pendek dan lebar”, dan “tumbuhan yang memiliki aroma yang harum” . Pengerttian tersebutmengisyaratkan bahwa ibadah mengandung ciri-ciri kekokohan dan kelemahlembutan,maksudnya pelaksanaan ibadah harus diiringi oleh kesetiaan yang kuat dan kehalusan. Secarabahasa ibadah diartiakan seagai penyembahan,pengabdian, dan iman dengan ibadah adalah sejauh mana keimanan dapat mempengaruhiibadah dan etika atau moral dan sebaliknya. Keimanan atau akidah adalah fondasi dari semuaajaran Islam, yaitu akidah, syariah dan yang telah beriman atau barakidah harus mengimplentasikan keimanannyadengan syariah yaitu beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan sesama manusia danalam diwujudkan dalam pengucapan dua kalomat syahadat, diimani, diyakii dandibenarkan dalam hatinya. Sebagai wujud keimannnya kepada Allah, dia harus melaksanakansyariah berupa ibadah atau ibadah madhah dan ibadah muamalah ghairu madhah. Yang manaibadah madhah artinya penghambaan yang murni hanya merupakan hubung an antara hambadengan Allah secara langsung. Sedangakan ibadah muamalah ghairu madhah artinya segalaamalan yang diizinkan oleh Allah, misalnya ibadaha ghairu mahdhah ialah belajar, dzikir,dakwah, tolong menolong dan lain yang beriman disebut mukmin. Sedangkan seorang mukmin yang teah melakukanibadah dan muamalah disebut muslim. Seseorang mukmin belum dapat disebut muslim apabiladia belum melaksanakan ibadah, baik ibadah mahdhah maupun ibadah gairu madhah. Keimanandan keislaman seseorang harus dilengkapi dengan ibadah dalam rukun Islam yaitu syahadat,shlat, zakat, puasa dan kepada Allah menyebabkan keiman kepada malaikat, Allah, kitab-kitab Allah,Rasul-rasul Allah, hari kiamat dan qadha dan qadar Allah. Iman yang baik dan benar harusdiwujudkan dalam amaliyah yang sesuai hukum-hukum Allah, antara lain melaksanakan rukunIslam yang lima barusan. Maka keimanan seseorang sangat erat kaitannya dengan tujuan akhir dari ibadah adalah beriman kepada Allah SWT, dan kepada rukun imanyang enam diucapkan dengan lisan, dibenarkan dengan hati, dan dibuktikan denganamaliyah berupa ibadah. Keeratan hubungan iman dengan ibadah dinyatakan Allah denganmenyebutkan imanaamanu selalu diiringi dengan amal shaleh aamilush shaliahat.Iman dengan ibadah juga memiliki hubungan kausalitas sebab akibat. Kualitas imanseseorang ditentukan oleh kualitas dan kuantitas ibadah orang tersebut. Makin tinggi kualitas ibadah seseoarang misal shalat makin khusu’, mengurangi atau menghilangkan syirik kepada Allah. Dan kuantitasnya misal menambah shalat wajib dengan shalat sunnah, banyak bershadaqah akan menambah dan mempertebal iman seseorang, makin mngurangi danmempertipis, bahkan dapat menghilangkan kualitas iman seseorang kepada Allah ibadah yang dilandasi iman yang kuat memberikan dampak positif terhadapsikap dan perilaku seorang berfirman Artinya “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab Al Quran dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji danmungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah shalat adalah lebih besar keutamaannya dariibadat-ibadat yang lain. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Al-Ankabut 45Shalat itu mengandung dua hikmah, yaitu dapat menjadi pencegah diri dari perbuatan kejidan perbuatan munkar. Maksudnya dapat menjadi pengekang diri dari kebiasaan melakukankedua perbuatan tersebut dan mendorong pelakunya dapat keimanan seeorang akan tunduk dan patuh kepada aturan-aturan Allah. Dengandemikian sesungguhnyalah sangat erat hubungan dan saling mempengaruhi antara iman denganibadah kepada Allah SWT. B. Hubungan Antara Iman dengan Etika Moral Pengertian Etika Etimologi , berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan custom. Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupa¬kan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya“Mores”, yang be rarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukanperbuatan yang baik kesusilaan, dan menghin-dari hal-hal tindakan yang buruk. Etika danmoral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan,yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalahuntuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatanbaik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran berhubungan denagn kesusilaan. Kesusilaan memberikan gambaran kepribadianseseoarang. Pribadi berarti diri sendiri. Secara psikologi kepribadian meliputi semua aspek kehidupan seseorang dan keseluruhan kualitas dirinya yang dapat diperhatikan pada cara berbuat,berpendapat, bersikap, minat, berfalsafah dan merupakan organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yangenentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kepribadianmemiliki sifat berkembang dan kerjanya meliputi tubuh dan jiwa, dan memiliki ciri khas satusama lainnya dalam penyesuaian diri terhadap Islam seorang ibu yangsedang mengandung supaya berdoa agar anaknya kelak sehat, shaleh, berbakti kepada orang tua,berguna bagi bangsa dan negara serta agama. Setelah anak dilahirkan, menjadi tugas orangtuanya yang mendidik anak-anaknya. Orang tua dan lingkungan hidup seoarang anak sangatmerpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seorang anak dilahirkan dalamkeadaan fitrah dan pengaruh pendidikan orang hadis yang menjelaskannya . . Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda “ Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasranimaupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor binatang yang melahirkan seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakan terdapat yang terpotong hidungnya?.” . ! .“ . Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda “Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang musyrik.” Lalu seorang laki - laki bertanya “Ya Rasulullah! Bagaimana pendapat engkau kalau anak itu m ati sebelum itu?” Beliau menjawab “Allah lebih tahu tentang apa yang pernah mereka kerjakan.” . .